Senin, 25 Oktober 2010

Museum Nasional Korea


Museum Nasional Korea atau National Museum of Korea (국립중앙박물관) adalah sebuah museum yang terletak di Seoul, Korea Selatan. Museum ini merupakan museum yang terbesar di Korea Selatan dan menampilkan koleksi benda-benda bersejarah Korea yang penting.
Lantai pertama museum meliputi 10 buah aula yang menampilkan benda-benda prasejarah, seperti artefak zaman Paleolitikum, Tiga Kerajaan Korea (Silla, Goguryeo, Baekje) dan Balhae. Di lantai ke-2, menampilkan karya seni Korea seperti kaligrafi dan berbagai jenis lukisan klasik.Lantai ke-3 menampilkan berbagai teks Buddhis, keramik, karya seni dari metal serta artfefak dari Cina, Jepang, India, Indonesia dan Asia Tengah.
Pada eksebisi di luar ruangan, ditampilkan 2 buah pagoda, yakni Pagoda Yeomgeo hwasang (Harta Nasional Korea Selatan Nomor 104) dan Pagoda Jingnyeongdaesa bowol neunggong dari Kuil Bongnim (harta nasional no. 362).

Pulau Jeju {Hanja 濟州特別自治道, Jeju Teukbyeol Jachido}


Pulau Jeju atau Cheju (Hanja 濟州特別自治道, Jeju Teukbyeol Jachido), adalah pulau yang terletak di ujung semenanjung Korea dan sangat dekat dengan Jepang.
Pulau Jeju atau Jeju-do dalam bahasa Korea, adalah satu-satunya provinsi berotonomi khusus (special self-governing province) di Korea Selatan. Pulau Jeju terletak di Selat Korea sebelah baratdaya Provinsi Jeollanam-do, yang dahulunya merupakan satu provinsi yang sama sebelum terpisah pada tahun 1946. Ibukota Jeju adalah Jeju City.
Pulau Jeju adalah pulau wisata paling terkenal di Korea, bahkan orang Korea menyebut dengan istilah "Pulau Bali"-nya Korea. Di Pulau tersebut terdapat Gunung Halla, yaitu gunung tertinggi di Korea Selatan. Pulau Jeju merupakan wilayah yang paling hangat dan pada musim dingin sangat jarang turun salju, sehingga tanaman-tanaman yang biasanya tumbuh di daerah subtropis bisa bertahan hidup.
Bahasa Korea dangan dialek (saturi) Jeju adalah bahasa yang sangat khas, yang hampir mirip dengan bahasa Jepang. Hal ini dikarenakan hubungan kebudayaan dan sejarah masa lalu yang erat antara kedua wilayah tersebut.

Senin, 04 Oktober 2010

Gyeonghuigung

Gyeonghuigung atau Istana Gyeonghui adalah istana yang terletak di Seoul, Korea Selatan. Istana Gyeonghui termasuk dari Lima Istana Besar Korea yang didirikan oleh Dinasti Joseon.
Pada masa-masa akhir Dinasti Joseon, Istana Gyeonghui adalah istana sampingan untuk raja dan lokasinya terletak di sebelah barat Seoul. Istana ini seringkali disebut Seogwol (Istana di Sebelah Barat). Istana sampingan berfungsi sebagai tempat pindahnya raja ketika terjadi keadaan darurat.
Sekitar 10 orang raja Joseon dari Raja Injo sampai Raja Cheoljong pernah mendiami istana ini. Istana yang dibangun dengan harmonis bersama topografi gunung di sekelilingnya ini memiliki arsitektur yang memperlihatkan keindahan elemen-elemen khas Korea. Dahulu istana ini bahkan memiliki jembatan yang menghubungkannya dengan Istana Deoksu. Bangunan utamanya terbagi atas bangunan Sungjeongjeon dan Jajeongjeon dan ruang tidur Yungbokjeon dan Hoesangjeon.

Minggu, 03 Oktober 2010

Kampung Hanok Bukchon

Kampung Hanok Bukchon (북촌 한옥마을) adalah sebuah kampung rumah tradisional Korea (hanok) di Seoul, Korea Selatan. Bukchon bermakna Kampung Utara dikarenakan berlokasi di sebelah utara Kali Cheonggye (Cheonggyecheon) dan Jongno. Perkampungan ini sejarahnya merupakan permukiman dan tempat tinggal para pejabat dan anggota keluarga kerajaan Dinasti Joseon. Letaknya pun berada di antara Istana Gyeongbok dan Istana Changdeok.
Kampung Hanok Bukchon memiliki lorong-lorong yang sempit dan menampilkan suasana kota Seoul di masa lalu.Rumah-rumah para bangsawan di kampung ini masih terpelihara dengan baik, dan beberapa di antaranya menawarkan penginapan bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman kehidupan tradisional Korea.

Jeongeup

Jeongeup (정읍시) adalah sebuah kota yang terletak di propinsi Jeolla Utara, Korea Selatan.musim gugur dari Gunung Naejang yang terletak dekat kota ini. Selain itu, Jeongeup merupakan tempat awal mula Revolusi Donghak yang terjadi pada tahun 1894. Revolusi Donghak adalah pemberontakan kaum petani yang terjadi di akhir masa Dinasti Joseon untuk melawan pejabat dan birokrat pemerintahan. Sebagian besar daerah yang mengelilingi Jeongeup adalah dataran rendah yang terdiri dari daerah-daerah pertanian. Kota Jeongeup lebih dikenal akan pemandangan

Peninggalan sejarah

Wilayah Jeongeup pada masa Tiga Kerajaan Korea adalah daerah kekuasaan Baekje (18 SM - 660 M). Namun begitu, hanya sedikit peninggalan sejarah dari Baekje yang tersisa. Sebagian besar situs bersejarah di Jeongeup yang masih tersisa berasal dari masa Dinasti Goryeo (918-1392) dan Dinasti Joseon Peninggalan sejarah tersebut sebagian besar adalah pagoda-pagoda dan kuil-kuil Buddha. Antara lain: (1392-1910).
  • Cheon-gok-sa, adalah situs kuil Buddha yang terletak di Kecamatan Deokcheon yang berasal dari zaman Dinasti Goryeo. Di situs ini terdapat pagoda batu bertingkat tujuh. Pagoda ini merupakan Harta Nasional Korea Selatan Nomor 309.Corak pagoda ini diukir dengan pola bunga teratai.
  • Pagoda di Desa Unseon, Kecamatan Yeongwon, juga merupakan Harta Nasional Korea Selatan. Pagoda ini diperkirakan didirikan pada masa Goryeo, namun arsitekturnya dipengaruhi seni Baekje.
  • Patung Buddha di Desa Bohwa, merupakan harta nasional. Patung ini diukir dari masa Baekje.
  • Chungnyeolsa atau Kuil Chungnyeol adalah sebuah kuil yang didirikan di puncak Gunung GumiYi Sun-shin. sebagai kuil memorial pahlawan Korea,

Gwanghwamun                         Gwanghwamun adalah sebuah gerbang yang terletak di Seoul, Korea Selatan, yang didirikan pada tahun 1395. Gerbang Gwanghwamun berdiri di depan Istana Gyeongbok dan telah mengalami masa panjang berbagai kerusakan dan kehancuran. Di tempat berdirinya inilah diketahui sebagai pusat kota Seoul.

Sejarah

Gwanghwamun dibangun pada tahun 1395 untuk menandai berdirinya Dinasti Joseon. Pada masa Invasi Jepang tahun 1592, gerbang ini mengalami kehancuran parah. Raja Gojong kembali memerintahkan pembangunannya di tahun 1867 bersamaan dengan pendirian kembali bagian-bagian istana. Gwanghwamun berdiri tegak sampai tahun 1926, ketika pada masa Penjajahan Jepang, gerbang ini dipindahkan ke lokasi yang sekarang di Museum Nasional Rakyat Korea sebagai gerbang Bangunan Pemerintahan Jenderal JepangPerang Korea, Gwanghwamun mengalami kerusakan parah. Barulah pada tahun 1963 almarhum presiden Park Chung-hee memerintahkan pembangunan dan perbaikan. Papan nama Gwanghwamun dilukis sendiri oleh Park Chung-hee dan berdiri tegak sampai akhir 2006.

Renovasi

Gwanghwamun saat ini sedang mengalami renovasi, yang dimulai pada bulan Desember 2006. Bangunannya dibongkar dan dipindahkan lagi di lokasi aslinya yang berjarak 14,5 meter ke arah selatan, yakni sebagai gerbang utama Istana Gyeongbok. Renoasi ini dilakukan karena renovasi yang dilakukan tahun 1963 dilakukan di depan Bangunan Pemerintahan Jenderal Jepang yang telah dimusnahkan pemerintahan Korea Selatan pada tahun 1996. Tujuan dari renovasi ini adalah untuk menyelesaikan tugas penghapusan jejak-jejak penjajahan Jepang di Korea. Renovasi Gwanghwamun dijadwalkan selesai dibongkar bulan Mei 2007 dan benar-benar selesai dibangun pada tahun 2009 dengan tambahan taman dan plaza bagi masyarakat dan wisatawan.

Suncheon

Suncheon (순천시) adalah sebuah kota yang terletak di propinsi Jeolla Selatan, Korea Selatan.Kota Suncheon membentang di kaki rangkaian pegunungan Sobaeksanmaek.

Teluk Suncheon

Teluk Suncheon atau Suncheon-man adalah wilayah dataran pasang surut di bagian selatan kota Suncheon. Suncheon-man yang memiliki luas 35 km² adalah dataran rawa Korea yang pertama kali didaftarkan ke dalam daerah perlindungan oleh organsisasi dataran rawa internasional RAMSAR sebagai Dataran Rawa No. 1594 pada 20 Januari 2006. Perlindungan ini didaftarkan bersama dataran pasang surut Boseong dan Beolgyo.

Seonamsa

Seonamsa atau Kuil Seonam (harfiah:"kuil batu surga") adalah sebuah kuil Buddha yang terletak di kaki gunung Jogye. Waktu pendirian Kuil Seonam tidak diketahui, namun beberapa sumber menyebutkan kuil ini didirikan pada tahun 528 M (Baekje) atau pada masa Silla Bersatu (676-935). Kuil ini berdekatan dengan Kuil Songgwang (Songgwangsa).

Kampung Rakyat Naganeupseong

Naganeupseong adalah sebuah kampung yang dikelilingi oleh benteng yang terdiri dari batu sepanjang 1384 meter yang membentuk jalan setapak. Dari menara benteng, keseluruhan Kampung Naganeupseong dapat terlihat.arsitektur atap rumah yang terbuat dari jerami. Warga Naganeupseong hidup dengan bertani dan membuat kerajinan tangan dari jerami. Rumah-rumah di Naganeupseong masih mempertahankan

Museum Kimchi

Museum Kimchi, Museum Kimchi Lapangan atau Kimchi Field Museum (풀무원 김치박물관; Pulmuwon Gimchi Bangmulgwan) adalah sebuah museum yang terletak di Seoul, Korea Selatan. Museum ini khusus dibangun sebagai pusat pengetahuan mengenai kimchi, salah satu jenis makanan Korea Karena kepopuleran kimchi sebagai makanan yang sehat, museum ini menarik sebanyak 100.000 pengunjung per tahunnya. Yang ditampilkan di sini adalah koleksi tentang sejarah Selain itu, pihak museum juga mengumpulkan berbagai data dan statistik, mengadakan penelitian mengenai kimchi. yang terpenting. dan variasi-variasi kimchi dan nilai gizi yang dikandungnya.

Insadong

Insadong adalah bagian dari permukiman di kota Seoul (dong) dari distrik Jongno-gu. Jalan utama di Insadong adalah Jalan Insadong (Insadong-gil) yang dihubungkan dengan banyak jalan-jalan kecil di dalam distrik Jongno. Insadong terkenal di antara para wisatawan sebagai tempat belanja dan menjual barang-barang seni tradisional khas Korea maupun luar negeri. Lebih dari 40 persen toko barang antik Korea terdapat di wilayah ini.
Insadong adalah pusat dari ibukota Korea selama lebih dari 600 tahun dan merupakan pusat budaya sejak zaman Dinasti Joseon (1392-1910). Disini pernah berdiri Gedung Menteri

Stasiun kereta bawah tanah

Sabtu, 02 Oktober 2010

Jung Yong Hwa Dari Grup C.N Blue

Jung Yong Hwa
  • Name: 정용화 / Jung Yong Hwa (Jeong Yong Hwa)
  • Profession: Singer and actor
  • Birthdate: 1989-Jun-22
  • Birthplace: Yeoksam-dong, Gangnam-gu, Seoul, South Korea
  • Height: 180cm
  • Star sign: Cancer
  • Blood Type: A
  • Talent agency: F&C Music

TV Shows

  • You're Beautiful (SBS, 2009) Drama Korea lovers kembali memiliki seorang idola baru. Siapa dia? Namanya Jung Yong Hwa. Aktor tampan ini memang terkenal dengan penampilannya yang tenang dan menghanyutkan, Jung Yong Hwa berhasil meraih simpati dan merebut hati gadis-gadis berkat perannya dalam Drama Korea

Bulguksa

Bulguksa atau Kuil Bulguk (佛國寺; "Kuil Negeri Buddha") adalah kuil Buddha utama dari Sekte Jogye. Bulguksa terletak di Gyeongju, Provinsi Gyeongsang Selatan, Korea Selatan. Kuil ini begitu penting karena merupakan situs peninggalan bersejarah sejak zaman kerajaan Silla, serta menyimpan 7 buah harta nasional Korea Selatan yang masih terawat dengan baik. Bulguksa dikategorikan sebagai Situs Bersejarah dan Indah No.1 oleh pemerintah Korea Selatan Bersama dengan Seokguram, tempat ziarah di Gunung Toham, Bukguksa menjadi Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1995.
Kuil Bulguk didirikan pada tahun 751 pada masa pemerintahan Gyeongdeok dari Kerajaan Silla dan pembangunanya dikonstruksikan oleh perdana menteri Kim Daeseong. Pembangunannya selesai pada tahun 774, setelah kematian Kim dan dinamakan Bulguksa. Kuil Bulguk direnovasi pada zaman Goryeo dan awal Dinasti Joseon. Namun pada masa Invasi Jepang tahun 1592-1598, ia tak luput dari kehancuran. Rekonstruksi kembali dilakukan sebanyak 40 kali antara tahun 1604 sampai tahun 1805. Renovasi juga dilakukan pada zaman penjajahan Jepang, namun beberapa buah harta kuil dikabarkan lenyap.
Restorasi setelah Perang Dunia II dan Perang Korea dilaksanakan pada tahun 1966. Barulah antara tahun 1969 dan 1973, almarhum Presiden Park Chung Hee memulai upaya restorasi dan perbaikan besar-besaran hingga strukturnya menjadi seperti yang sekarang ini. Bagian-bagian pagoda batu dikembalikan bentuknya seperti sediakala.
Kuil Bulguk berada di kaki Gunung Toham dan saat ini menjadi kuil utama distrik ke-11 dari Sekte Jogye.

Struktur

Gerbang masuk ke kuil adalah Sokgyemun. Gerbang Sokgye dan tangga batu menuju kuil adalah arsitektur unik yang merupakan bagian dari harta nasional nomor 23. Tangga bawah dinamakan Cheong-ungyoBaek-ungyo ("Jembatan Awan Putih"), panjangnya 6,3 meter dan pijakannya berjumlah 16 buah. Pijakan kedua jembatan ini berjumlah 33, yang melambangkan 33 tahap pencerahan dalam ajaran Buddha. Jembatan ini mengarah ke pintu Gerbang Jaha. ("Jembatan Awan Biru"), panjangnya 6,3 meter dan berjumlah 17 buah pijakan. Jembatan atas dinamakan
Bulguksa mempunyai dua buah pagoda batu, Seokgatab dan Dabotab. Seokgatab disebut juga dengan "Pagoda Sakyamuni" memiliki 3 tingkap, tingginya 8,2 meter. Arsitektur Seokgatab lebih sederhana daripada Dabotab karena tidak banyak terdapat ukiran. Pagoda seperti ini merupakan tipikal pagoda di sebagian besar kuil Buddha di Korea, namun berbeda dengan Dabotab yang merupakan pagoda satu-satunya di Korea yang memiliki arsitektur kaya ornamen. Dabotab atau "Pagoda Berlimpah Harta" memiliki tinggi 10,4 meter. Kedua pagoda ini merupakan harta nasional nomor 20 dan 21.
Daeungjeon, atau "Aula Pencerahan Agung" adalah aula utama Bulguksa. Aula Daeneung menyimpan patung Buddha Sakyamuni yang disepuh emas. Di bagian belakang aula utama terdapat Aula Museol. Aula penting lainnya adalah Gwaneumjeon atau "Aula Dewi Kwan-Im". Gwaneumjeon berdampingan dengan Aula BiroWairocana dalam posisi duduk. Geuknakjeon yang menyimpan harta nasional nomor 26, patung Buddha ("Aula Kebahagiaan Tertinggi") menyimpan patung Buddha Amitabha yang disepuh emas. Patung Buddha ini merupakan harta nasional nomor 27.
Stupa Sarira (사리탑) adalah harta nasional nomor 61, merupakan tempat yang berbentuk lentera batu yang menyimpan relik pendeta atau anggota kerajaan. Sarira tersebut berasal dari zaman Goryeo, namun memperlihatkan pengaruh seni Silla. Stupa Sarira berada di sebelah kiri taman Aula Biro. Stupa ini pernah dibawa ke Jepang pada tahun 1906, namun dikembalikan pada tahun 1933.

Pasar Ikan Noryangjin

Pasar Ikan Noryangjin (노량진수산시장) adalah sebuah pasar ikan yang terletak di Jalan UijuUiju-ro), Seoul, Korea Selatan. Pasar ini pertama kali dibuka pada masa Penjajahan Jepang pada tahun 1927 dengan nama Pasar Ikan Gyeongseong, yang lokasinya berdekatan dengan Stasiun Kereta Seoul.[1]hasil lautgrosir lewat lelang. ( Terdapat lebih dari 370 jenis produk dan yang dijual di pasar ini, termasuk yang masih hidup atau beku yang dijual secara
Lelang di pasar ini dimulai pada pukul 01.00 pagi untuk produk kerang, 01.30 untuk produk ikan beku dan 03.00 untuk ikan hidup. Volume transaksi harian yang tercatat lewat lelang ini sekitar 330 ton produk laut dengan nilai mencapai ₩ 1 miliar (sekitar Rp 9 miliar). Jumlah pengunjung pasar dapat mencapai 30.000 orang per harinya dan volume transaksi per tahunnya mencapai 100.000 ton.

               


 


                                                                                          

Sungnyemun

Namdaemun atau Sungnyemun adalah sebuah pintu gerbang bersejarah yang berlokasi di jantung kota Seoul, ibukota Korea Selatan. Bangunan ini disebut juga dengan nama Sungnyemun, yang berarti Gerbang Upacara Agung, yang tertulis pada papan gerbang. Penyebutan Namdaemun secara luas digunakan karena letaknya yang berada di bagian selatan dari gerbang-gerbang yang melindungi Hanyang (nama Seoul pada waktu itu). Namdaemun berarti "Gerbang Besar Selatan".
Pada malam hari tanggal 10 Februari 2008, atap gerbang kayu ini terbakar oleh api yang sepanjang malam melalap seluruh bagian atap dan struktur kayunya.

Sejarah

Sebelum musibah kebakaran tahun 2008, Namdaemun adalah bangunan kayu tertua di Seoul. Dengan arsitektur dari kayu dan batu dengan atap 2 tingkat, gerbang ini diselesaikan tahun 1398 dan dipergunakan sebagai pintu masuk ke pusat kota, juga untuk penyambutan tamu-tamu negara, serta untuk melindungi kota dari harimau Korea yang sejak lama punah dari Korea Selatan. Konstruksi dimulai pada tahun 1395 selama tahun ke-4 masa pemerintahan Raja Taejo dan diselesaikan tahun 1398. Strukturnya dibangun lagi tahun 1447 dan direnovasi beberapa kali sejak itu. Pada awalnya Namdaemun adalah salah satu dari 3 buah gerbang utama, yang lainnya adalah Dongdaemun (Gerbang Timur), dan Seodaemun (Gerbang Barat) yang sudah lama hancur.
Pada awal abad ke-20, tembok kota yang mengelilingi kota Seoul dihancurkan oleh pemerintah kolonial Jepang dengan dalih "untuk melancarkan aliran lalu lintas di wilayah tersebut". Kunjungan putra mahkota dari Kekaisaran Jepang diduga menjadi alasan penghancuran tersebut. Pada saat putra mahkota tersebut melewati gerbang, penyambutan yang dilakukan sangat berlebihan. Namdaemun tertutup untuk publik pada tahun 1907 setelah pemerintahan kolonial Jepang membangun jalur tream listrik di dekatnya. Pada masa perang Korea, Namdaemun rusak berat dan diperbaiki secara besar-besaran pada tahun 1961, dengan upacara penyelesaian pada 14 Mei 1963. Namdaemun dijadikan sebagai Harta Nasional Korea Selatan nomor 1" pada tanggal 20 Desember, 1962.
Gerbang kembali direnovasi pada tahun 2005 dengan menambahkan tanah berumput di sekitarnya untuk memperindahnya sebelum pada tanggal 3 Maret 2006 dibuka kembali untuk publik. Selama masa restorasi, 182 halaman cetak biru dari desain gerbang dibuat untuk mempersiapkan rekonstruksi baru jika terjadi suatu masalah.

Samcheok

Samcheok (삼척시) adalah sebuah kota yang terletak di propinsi Gangwon, Korea Selatan. Kota ini terletak di dataran yang berada antara sisi timur pegunungan Taebaek dan pesisir Laut Timur. Kota ini memiliki pelabuhan alami serta objek wisata pantai Kota Samcheok merupakan daerah tujuan wisata yang populer pada musim panas, terutama dikarenakan pemandangan pantai dan lautnya yang indah. yang berpasir putih.
Penduduk Samcheok sebagian besar bekerja sebagai nelayan, sehingga berbagai tangkapan hasil laut merupakan penghasilan utama masyarakat di kota tersebut. Jenis tangkapan yang paling banyak adalah cumi-cumi dan berbagai jenis ikan. Dua buah pelabuhan utama di Samcheok, yakni Jangho dan Imwonkapal penangkap cumi-cumi. memiliki banyak

Pantai Chu-am

Chu-am adalah pantai yang berarti "bebatuan lilin", terdiri dari bebatuan yang berdiri tegak seperti lilin.[1]matahari terbit dari Laut Timur.[1] Pantai ini digabungkan ke kota Donghae pada tahun 1980 dan tidak lagi menjadi wilayah Samcheok.[1] Pantai ini sering dikunjungi untuk melihat pemandangan

Changgyeonggung

Changgyeonggung atau Istana ChanggyeongSeoul, Korea Selatan. Aslinya adalah bangunan istana musim panas dari kaisar Dinasti Goryeo yang dibangun pada tahun 1104, kemudian diwariskan ke Dinasti Joseon dan merupakan salah satu dari Lima Istana Besar Dinasti Joseon. adalah istana yang berlokasi di
Raja Sejong yang Agung dari Dinasti Joseon kemudian menambahkan beberapa bangunan istana untuk ayahandanya Raja Taejong dan disebut dengan Istana Sugang (Suganggung), namun pada tahun 1483 direnovasi dan diperluas oleh Raja Seongjeong. Istana ini mengalami kehancuran pada saat Invasi Jepang ke Korea tahun 1592, namun setelah itu dipulihkan lagi.
Pada masa kolonial Jepang, pemerintah Jepang menambahkan kebun binatang, kebun raya dan museum di dalam kompleksnya. Pada tahun 1983 kebun binatang dan kebun raya dihilangkan. Saat ini beberapa tempat bersejarah yang terdapat di Istana Changgyeong adalah:
  • Gerbang Honghwamun - kemungkinan dibangun tahun 1484 oleh Raja Seongjong, namun musnah terbakar dalam Invasi Jepang tahun 1592, dan dibangun kembali tahun 1616 di masa pemerintahan Raja Gwanghaegun.
  • Jembatan Okcheongyo - dibangun tahun 1483; memiliki panjang 9,9 meter dan lebar 6,6 meter dengan kaki yang melengkung.
  • Myeongjeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484, namun terbakar dan musnah pada saat Invasi Jepang tahun 1592, lalu dibangun kembali pada tahun 1616. Myeongjeongjeon hanya berlantai 1 dengan atap yang saling bersusun.
  • Sungmundang - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1830 untuk Raja Sunjo; Raja Yeongjo mengadakan berbagai ujian kenegaraan di sini.
  • Paviliun Haminjeong - dibangun tahun 1633.
  • Gyeongchunjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1483, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834. Raja Jeongjo dan Raja Heonjong dilahirkan di tempat ini.
  • Hwangyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
  • Tongmyeongjeon - ruangan atau bangunan istana yang juga dibangun tahun 1484 pada masa kekuasaan Raja Seongjong, namun hancur di tahun 1592 karena Invasi Jepang kemudian dibangun lagi tahun 1616, tapi terbakar di tahun 1830 dan kemudian dibangun lagi tahun 1834.
  • Kolam Chundangji - dibuat pada tahun 1909, dengan sebuah pulau yang luasnya 366 meter persegi dan sebuah jemabtan ditambahkan pada tahun 1984. Kolam yang terkecil luasnya 1.107 meter persegi dan yang terbesar luasnya 6.483 meter persegi.

Deoksugung

Deoksugung (Istana Deoksu) adalah kompleks istana yang ditempati oleh berbagai anggota keluarga kerajaan Dinasti Joseon sampai terjadinya penjajahan Jepang. Jenis bangunan di kompleks istana Deoksu cukup beragam, mulai dari bangunan berbahan dasar kayu sampai bangunan bergaya barat.
Sebagai tambahan bangunan, di dalam area kompleks juga terdapat museum seni, kebun raya dan patung raja Sejong.

Sejarah

Istana Deoksu awalnya didirikan untuk kediaman Pangeran Wolsan, kakak kandung raja Seongjeong. Istana ini menjadi tempat kediaman anggota keluarga kerajaan selama masa Perang Tujuh Tahun antara dinasti Joseon dengan Jepang setelah semua istana dibakar habis dalam serbuan Jepang tahun 1592. Raja Seonjo adalah raja pertama dari dinasti ini yang menempati istana Deoksu. Raja Gwanghaegun dilantik jadi raja pada tahun 1608 di istana ini dan menamakannya Gyeongun-gung pada tahun 1611. Setelah istana resmi Changdeokgung dibangun lagi di tahun 1618, Istana Deoksu digunakan sebagai isatana sampingan selama 270 tahun dan dinamakan "Seogung" (Istana Barat).
Pada tahun 1897, setelah terjadi insiden Raja Gojong mengungsi ke Kedutaan Besar Rusia, ia kembali lagi ke istana ini dan menamakannya lagi dengan Gyeongun-gung. Ia memperbanyak fasilitas dan meneruskan hidupnya di sini ketika tahta rajanya ia serahkan pada putranya, Sunjong. Istana ini lalu dinamakan Deoksugung, sebagai harapan rakyat untuk panjang umur Raja Gojong.

Heunginjimun

Heunginjimun ("Gerbang Kebajikan yang Bersinar") atau Dongdaemun ("Gerbang Besar Timur"), adalah bangunan bersejarah yang berada di pusat kota Seoul, Korea Selatan. Nama "Dongdaemun" dalam Bahasa Korea berarti "Gerbang Besar Timur", dinamakan demikian karena menunjukkan letaknya pada sebalah timur kota Hanyang (Seoul pada zaman dinasti Joseon), yang pada saat itu masih dikelilingi tembok. Gerbang ini terletak di distrik Jongno yang sibuk.
Setelah Namdaemun (Gerbang Selatan) terbakar pada tanggal 10 Februari 2008, Dongdaemun adalah satu-satunya dari 3 buah gerbang besar yang masih berdiri. Sedangkan Gerbang Barat (Seodaemun) sudah sejak lama hancur.
Struktur pertama dibangun pada tahun 1396, pada masa pemerintahan (tahun) ke-6 Raja Taejo dari Dinasti Joseon. Dongdaemun kembali direnovasi pada tahun 1453 dan struktur yang berdiri saat ini adalah hasil renovasi dari tahun 1869.

Pyeongchang

Pyeongchang (평창군) adalah sebuah kabupaten di propinsi Gangwon, Korea Selatan. Kabupaten Pyeongchang adalah kawasan yang terkenal sebagai tujuan wisata musim dingin seperti bermain olahraga ski dan rekreasi.
Pyeongchang terletak di antara Pegunungan Taebaek dan Charyeong di propinsi Gangwon sehingga musim dinginnya tiba lebih cepat dan berakhir lama. Udara dingin di Pyeongchang mulai dirasakan sejak bulan Oktober dan berakhir di bulan April. Dataran Kabupaten Pyeongchang sebagian besar berada pada dataran yang diapit pegunungan yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. Rata-rata ketinggian wilayah Pyeongchang adalah 500 meter sehingga kegiatan pertanian terbatas di wilayah ini.

Wisata musim dingin

Salah satu tujuan wisata utama selama musim dingin di Pyeongchang adalah Resor Doam-myeon yang merupakan resor ski pertama di Korea yang dibuka pada tahun 1975. Resor Doam-myeon sukses menyelenggarakan berbagai kejuaraan olahraga antara lain Winter Asian Games tahun 1999 dan final World Cup Skiing di tahun 1998 dan 2000.
Pada tahun 2000, Kabupaten Pyeongchang mencalonkan diri sebagai tempat penyelenggaraan Olimpiade Musim Dingin tahun 2010 namun kalah dari kota Vancouver, Kanada. Pyeongchang kembali mencalonkan diri sebagai tuan rumah Olimpiade Musim Dingin tahun 2014.Namun kalah dari Sochi, Rusia.Olimpiade Musim Dingin tahun 2018.Pyeongchang kembali mencalonkan diri untuk

Myeongdong

Myeongdong atau Myongdong adalah sebuah permukiman di kota Seoul (dong) di divisi adminstratif Jung-gu, berlokasi antara Chungmuro, Euljiro, dan Namdaemun-ro. Wilayahnya mencakup 0,91 km² dengan populasi 2.986 jiwa, dan sebagian besar wilayahnya adalah distrik komersil dan bisnis.
Myeongdong adalah salah satu distrik belanja Seoul yang terbesar, banyak terdapat toko-toko yang menjual barang-barang dengan harga sedang sampai mahal dari produksi dalam negeri maupun internasional. Myeongdong juga adalah pusat fashion[1] dan kehidupan malam dari anak-anak muda Seoul. Distrik ini mempunyai jalan kota termahal ke-9 di dunia dalam hal sewa floorspace.
Myeongdong memiliki 4 Toserba terkemuka: Migliore, Lotte Department Store, Avatar, dan High Harriet. Wilayah ini juga adalah pusat utama dari badan jasa finansial. Beberapa perusahaan asuransi terkemuka juga berkedudukan di sini termasuk: Citibank, SK Corporation, Kookmin Bank, Korea Exchange Bank, Lone Star Funds, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, AIG Korea Insurance, Hana Bank, dan HSBC. Pusat keuangan Seoul terbagi antara daerah ini dan Yeouido dimana letak Korean Stock Exchange (Bursa Efek Korea).
Di distrik ini terdapat situs dari banyak Kedutaan Besar negara-negara sahabat, kantor pusat YWCA, badan UNESCO dan Katedral Myeongdong; katedral Katolik tertua di Korea. Di Myeongdong kadang-kadang bisa disaksikan unjuk rasa.[2]
Di bagian selatan Myeongdong terdapat stasiun untuk menuju kereta api listrik bawah tanah jalur 4 , sementara bagian utara dekat dengan Stasiun Euljiro 1-ga dari jalur 2.

Seoraksan                                                                                                             SeoraksanGunung Seorak adalah puncak tertinggi dari barisan pegunungan Taebaek (태백산맥) yang terletak di propinsi Gangwon, di sebelah timur Korea Selatan. Gunung Seorak berada dalam Taman Nasional Gunung Seorak dekat dengan kota Sokcho. Seoraksan adalah gunung tertinggi ke-3 di Korea Selatan setelah Gunung Halla di Jeju dan Gunung JiriGyeongsang Selatan. Puncak Gunung Seorak dinamakan Daechongbong (대청봉) yang mencapai ketinggian 1.708 meter dari permukaan laut. Rangkaian Taebaek seringkali dianggap sebagai tulang punggung semenanjung Korea. atau di propinsi

Gunung Seorak menarik banyak wisatawan domestik dan asing sepanjang tahun, namun puncak kunjungan terjadi pada musim gugur ketika dedaunan menjadi berwarna warni. Kecantikan musim gugur Seoraksan dianggap sebagai salah satu pemandangan musim gugur tercantik di Korea. Dedaunan hutan yang merah dan kuning mewarnai batu-batuan gunung dan aliran mata air mengalir dari sini. Pada musim hujan, terutama saat terjadinya taifun, aliran-aliran mata air itu mengalir deras.
Mungkin bagian yang paling banyak dikunjungi adalah lembah di pintu masuk ke taman nasional, 15 menit dari gerbang masuk taman. Lembah ini memiliki banyak situs menarik.
Air terjun Yukdam dan Biryeong (비룡폭포) terletak di sisi kiri lembah, sekitar 40 menit berjalan dari tempat parkir mobil utama. Ulsanbawi (울산바위; batu Ulsan) adalah formasi batu yang unik yang dapat dicapai dengan menyusuri jalur pendakian dan menaiki lebih dari 800 buah anak tangga. Di tengah jalan ke sana terdapat 2 buah vihara dan batu heundeul (Heundeulbawi, 흔들바위) yang terletak di atas puncak batu yang lebih besar. Batuan ini tingginya 5 meter dan konon dapat dipindahkan dengan sedikit menguras tenaga. Ribuan orang telah mencoba mendorong batu Heundeul, namun tidak seorang pun yang berhasil mendorong batu itu.
Menurut legenda rakyat Korea Ulsanbawi berasal dari kota Ulsan di tenggara Korea. Saat Kumgangsan (금강산) dibuat, Ulsanbawi berjalan ke arah utara untuk mewakili Ulsan. Namun Ulsanbawi terlambat dan tidak ada lagi tempat yang tersisa. Ulsanbawi menjadi malu dan pulang kembali ke selatan. Pada suatu malam, ia tertidur di wilayah Gunung Seorak. Ulsanbawi merasa tempat itu sangat indah dan akhirnya memutuskan untuk tinggal di situ.
Bentukan-bentukan batu gunung Seorak sangat menarik. Di dekat pintu masuk terdapat Lembah Cheonbuldong (천불동계곡) atau lembah seribu Buddha. Dinamakan demikian karena bentuk bebatuan gunung yang lancip-lancip dikatakan mirip figur Buddha yang tercipta secara alami.

Gyeongbokgung

Istana Gyeongbok adalah sebuah istana yang terletak di sebelah utara kota Seoul (Gangbuk), Korea Selatan. Istana ini termasuk dari 5 istana besar dan merupakan yang terbesar yang dibangun oleh Dinasti Joseon.
Istana Gyeongbok aslinya didirikan tahun 1394 oleh Jeong do jeon, seorang arsitek. Istana ini hancur pada saat invasi Jepang ke Korea tahun 1592-1598 dan dibangun lagi selama tahun 1860-an dengan 330 buah komplek bangunan dengan 5.792 kamar. Berdiri di wilayah seluas 410.000 meter persegi, Istana Gyeongbok adalah simbol keagungan kerajaan dan rakyat Korea. Setelah pembunuhan Maharani Myeongseong oleh mata-mata Jepang di tahun 1895, Raja Gojong meninggalkan istana ini bersama anggota keluarganya yang lain dan tidak akan pernah kembali.
Pada tahun 1911, pemerintahan Jepang yang sedang menjajah Korea menghancurkan semua bangunannya kecuali 10 bangunan utama, dan membangun Bangunan Pemerintahan Utama Jepang untuk gubernur jenderal Korea di depan Ruangan Tahta.
Bangunan utama dari Istana Gyeongbok termasuk Geunjeongjeon, Ruangan Tahta Raja (yang merupakan harta nasional Korea Selatan nomor 223) dan Paviliun Gyeonghoeru (harta nasional nomor 224) yang memiliki kolam bunga teratai dan bertiangkan 48 buah tonggak granit.
Istana Gyeongbok saat ini dibuka untuk umum dan Museum Nasional Rakyat Korea (National Folk Museum of Korea) berdiri di dalamnya.
Banyak rakyat Korea yang berharap pemerintahnya dapat mengembalikan bentuk asli istana. Berkat kerja keras arkeolog, 330 bangunan berhasil dibangun kembali. Saat ini gerbang masuk istana (Gwanghwamun) sedang direnovasi untuk dibuat kembali seperti pada asalnya dan diperkirakan selesai tahun 2009.